NGAWI, SINARJATIM.COM – Kelumpuhan otak yang diderita Nadia Azzahra warga Desa Jagir, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur membuatnya tidak bisa berjalan dan kesulitan berbicara.
Selain itu aktivitasnya hanya diatas kasur saja, anak berusia 7 tahun itu disaat meminta sesuatu dia hanya bisa merengek.
Junaedi dan Iin Handayani dua bulan lalu baru pindah ke Ngawi, awalnya ia merantau ke Purwakarta, Jawa Barat, Nadia anak pertamanya dirawat digubuk sederhana milik kakek dan neneknya.
Pada saat diwawancarai, Iin mengatakan, semenjak Nadia berusia 6 bulan mulai ketahuan menderita kelumpuhan pada otak atau istilahnya cerebral palsy, awalnya mengalami kejang-kejang tapi tidak panas.
“Sempat dirawat, seharusnya dirujuk ke Solo, Jawa Tengah, karena tidak ada biaya, kami terpaksa bawa pulang Nadia,” katanya.
Keterbatasan ekonomi membuat Nadia terpaksa menjalani perawatan jalan dan tidak bisa melakukan terapi, Iin merupakan ibu rumah tangga sementara suaminya buruh peternakan ayam di Sragen, Jawa Tengah.
Ia melanjutkan, Nadia sempat bisa berbicara kondisinya pun sebelumnya pernah membaik, Namun tidak bertahan lama, Kemampuan bicaranya hilang selang beberapa waktu, hal itu terjadi semenjak Nadia sering kejang-kejang, “Saraf pada otaknya kena, memorinya juga hilang,” tukas Iin.
Mata Iin berkaca-kaca bicaranya terbata dia menyebutkan penyakit yang mengidap anaknya tidak bisa disembuhkan, Namun harapan Iin sangat besar.
“Harapan saya Nadia bisa segera ikut terapi, agar bisa beraktivitas seperti anak seusianya,” terangnya, Rabu 23 Februari 2022.
Perlu diketahui, pasangan suami dan istri itu semenjak pindah ke Ngawi dua bulan lalu belum memiliki admistrasi kependudukan sendiri.
Ia masih tercatat di Kartu Keluarga (KK) kedua orangtuanya yakni Hantoro dan Suparmi, hal itu juga yang membuatnya belum tercover bantuan sosial apapun.
Kendati demikian, kedua orang tua Iin sudah mendapatkan program bantuan sosial yakni Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Ditempat terpisah, Gatot Sunarto kasie pelayanan Desa setempat langsung gerak cepat dan tanggapi ketika mendengar ada anak menderita kelumpuhan pada otak.
“Keluarga Iin secepatnya bakalan kita urusan dokumen administrasi kependudukannya dan bakal kami usulkan untuk menerima program bantuan sosial,” katanya.
Ia menuturkan, “Iin akan kami usulkan sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD), namanya juga akan segera kami usulkan masuk ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau (DTKS),” tutupnya.(Str)