Guru Honorer di Ngawi Sukses Geluti Usaha Biji Sengon Buto

SINARJATIM.COM – Bekalnya hanya sebuah pengalaman, seorang guru honorer di Ngawi perbulannya bisa raup keuntungan hingga jutaan rupiah dari hasil menjual biji sengon buto.

Guru honorer tersebut bernama Agus Purwanto warga Desa Banyubiru, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi.

Agus adalah seorang pengampu aktif di salah satu sekolah swasta di Kabupaten Ngawi, gajinya menjadi seorang guru honorer tidak seberapa hanya Rp 250 ribu, tapi bagi Agus itu sudah cukup karena ia memiliki usaha sampingan.

Sejak tahun 2013 lalu, Agus geluti usaha pengepul biji sengon buto, ia mengaku biji itu didapatkan dari warga sekitar wana jenisnya lokal Ngawi, terkadang jika permintaan banyak dia juga sampai luar daerah.

Agus biasanya membeli biji sengon buto kering dari petani per satu kilogramnya rata-rata harganya Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu.

“Pada saat kemarau biji sengon yang sudah tua bisa dipanen, biasanya setiap setahun sekali,” kata Agus.

Keuntungan Rp 9 juta bisa di dapatkannya setiap bulannya, dalam satu pekan dirinya bisa mengepul 8 kwintal hingga 1 ton biji sengon buto kering.

Biji sengon buto ini permintaan pasarnya masih cukup tinggi, harga jualnya juga cenderung stabil.

Perlu diketahui, biji sengon juga manfaatnya sangat banyak, masyarakat percaya biji ini bisa menurunkan tekanan darah, kolestrol, hingga bisa menyembuhkan asam urat.

“Khasiatnya sangat banyak, mungkin itu salah satu faktor harganya stabil,” tandasnya.

Guru merupakan pekerjaan yang mulia pahlawan tanpa tanda jasa, dan guru juga ikut andil dalam mencerdaskan penerus bangsa.

Gajinya yang tidak seberapa, membuat Agus harus kreatif dan inovatif agar kebutuhannya terpenuhi salah satunya usaha biji sengon buto.

Ia juga menambahkan, ia juga berinovasi olahan biji sengon siap makan, bijinya diolah hingga menjadi produk siap dikonsumsi.

“Satu kilonya dijual Rp 50 ribu, itu sudah siap santap,” tambah Agus.(Str)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *