NGAWI, SINARJATIM.COM – Salah satu pedagang gorengan di Ngawi, Jawa Timur keluhkan harga minyak goreng terbilang masih mahal, per liternya bisa tembus Rp 19 ribu.
Padahal per tanggal 19 Januari 2022 lalu, harga migor disetarakan menjadi Rp 14 ribu per liternya, langkah yang di ambil Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) nampaknya belum berlaku di Ngawi.
Etik pedagang ayam goreng di Desa Teguhan, Kecamatan Paron, Ngawi ini mengaku dampak dari mahalnya minyak goreng, penghasilannya berjualan menurun.
“Saya beli minyak goreng kemasan per karton yang isi 12 bungkus seharga Rp 225 ribu, kalau di kalkulasi jadi per kilogram minyak harganya masih Rp 19 ribu,” kata Etik, Rabu 2 Februari 2022.
Ia menambahkan, minyak goreng itu dibeli dari pasar tradisional, sebelum melambung naik harga minyak goreng per kilogramnya masih Rp 12 ribu, “Penghasilan jelas turun mas, biasanya per hari Rp 300 ribu, kini hanya mampu Rp 150 ribu perharinya,” tukasnya.
Menyikapi hal itu, Supeno ketua Komisi III DPRD Ngawi angkat bicara, “Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ngawi melakukan langkah yang bijak untuk menyetarakan harga minyak goreng sesuai arahan pemerintah pusat,” katanya.
Pun, harus ada langkah yang nyata selaku eksekutif salah satunya melalui operasi pasar secara masif, tambah Kang Peno.
Peno menjelaskan, tujuan dari operasi pasar nantinya adalah menekan harga minyak goreng baik di pasar tradisional maupun pasar modern, “Sifatnya sporadis jadi tidak berdampak pada konsumen,” tegasnya.***