SINARJATIM.COM – Nyebrang Bengawan naik perahu ternyata di Ngawi masih ada di beberapa lokasi, salah satu titik penyebrangan ada di Karangtengah, Ngawi.
Perahu tersebut dikemudikan oleh Marsudi (62) warga Desa Selopuro, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, ia siap membawa penumpangnya ke sebrang.
Marsudi mengatakan, “Moda transportasi Bengawan menggunakan perahu ini bisa mengantarkan penumpang dan kendaraan roda dua ke Kecamatan Pitu ke Ngawi, atau sebaliknya,” katanya.
Zaman memang sudah modern, puluhan tahun ia mengemudikan perahunya, Marsudi tak ada niatan untuk mengangkat perahunya.
Tak lelah, setiap hari Marsudi beroperasi dari pagi sampai petang setia membawa penumpangnya yang hendak Nyebrang.
Marsudi mengaku, penumpangnya mayoritas warga Selopuro yang berjualan di pasar Ngawi, warga umum juga ada yang menyebrang.
“Katanya sih ingin mempersingkat perjalanan, alih-alih lewat jembatan Ngunengan,” tandasnya.
Sebelum banyak dibangun jembatan, perahu ini menjadi moda transportasi utama, kira-kira masanya tahun 90an, waktu itu masih ratusan penumpang setiap harinya.
“Dulu sama sekarang beda, kalau sekarang dapat 20 penumpang setiap harinya sudah syukur Alhamdulillah,” ucap Marsudi.
Penumpang tidak perlu rogoh kocek terlalu dalam untuk naik perahu Marsudi, biayanya hanya Rp 2 ribu rupiah saja untuk sekali jalan.
Pekerjaan Marsudi hanya itu, tak peduli Bengawan pasang maupun surut tetap perahunya di dayung, kalau Bengawan sedang pasang ratusan meter ditempuhnya dari titik keberangkatan hingga sebrang.
Kerja saya di Ngawi, saya asli Kecamatan Pitu, kalau lewat jembatan muter jauh, naik perahu lebih singkat waktunya,” kata Siti penumpang setianya.***
Penulis : Sutrisno