SINARJATIM.COM || NGAWI – Ubi jalar merupakan tujuh dari komuditas tanaman pangan yang ada di Kabupaten Ngawi, memang jarang yang membudidayakan karena potensi utama Kabupaten Ngawi sendiri adalah padi dan jagung, Senin (14/6/21).
Muh Hasan Zunairi, SP Kasie Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, mengatakan “Ubi jalar ini hanya bisa di budidayakan di daerah tertentu ada empat wilayah kecamatan yakni di Kecamatan Sine, Jogorogo, Kendal dan Ngrambe, yang masuk lereng gunung Lawu,” kata Hasan saat diwawancarai.
Memang ubi jalar tidak merupakan komuditas unggulan karena hanya sebagai komuditas kesekian yang ada di Ngawi, “Tapi memang cara budidaya ubi jalar ini masih banyak dilakukan di empat kecamatan yang masuk lereng gunung Lawu,” tambahnya.

Lanjut Hasan, untuk tanam dan panen ubi jalar di Ngawi sendiri pada tahun 2020, mencapai 9,906 Hektar di empat kecamatan dengan asumsi 28,67 Ton per hektarnya, sedangkan produksi ubi jalar di kabupaten Ngawi sendiri mencapai 28.539 ton.
Sementara itu untuk pangsa pasarnya, Hasan menjelaskan itu yang perlu ditekankan lagi, selama ini ubi jalar memang pangsa pasarnya langsung di ambil para tengkulak.
Hasan berharap, kedepannya mungkin ada dinas terkait yang mengcover hasil pengolahan pasca panennya, karena ubi jalar ini bisa dijadikan olahan seperti keripik dan masih banyak lagi.
“Untuk jenis ubi jalarnya menggunakan jenis ubi jalar majalengka karena cocok diterapkan di empat kecamatan tadi,” tutup Hasan.(Rid)